Newest Post
// Posted by :Unknown
// On :Senin, 25 Februari 2013
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar
Secara umum faktor-faktor yang
memengaruhi hasil Wajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal Kedua faktor tersebut saling memengaruhi
dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil
belajar.
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.
1) Faktor fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah
faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.
Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan tonus
jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas
belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan
pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebalikrtya,
kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil
belajar yang maksimal. Oleh karena keadaan tonus jasmani sangat
memengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan
jasmani. Cara untuk menjaga kesehatan Jasmani antara lain adalah: 1)
menjaga pola makan yang sehat dengan memerhatikan nutrisi yang masuk ke
dalam tubuh, karena kekurangan gizi atau nutrisi akan mengakibatkan
tubuh cepat lelah, lesu, dan mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk
belajar; 2) rajin berolahraga agar tubuh selalu bugat dan sehat; 3)
istirahat yang cukup dan sehat.
Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis.
Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh
manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra.
Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar
dengan baik pula. Dalam proses belajar, pancaindra merupakan pintu
masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia,
sehingga manusia dapat mengenal dunia luar. Pancaindra yang memiliki
peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh karena
itu, baik guru maupun siswa perlu menjaga pancaindra dengan baik, baik
secara preventif maupun yang,bersifat kuratif, dengan
menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksakan
kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodik, mengonsumsi makanan
yang bergizi, dan lain sebagainya.
2) Faktor psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat.
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat.
- Kecerdasan/inteligensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai
kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri
dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan
bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ
tubuh yang lain. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak
merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi
otak itu sendiri sebagai pengendali tertinggi (executive control) dari
hampir seluruh aktivitas manusia.
Kecerdasan merupakan faktor psikologis
yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu menenentukan
kualitas belajar siswa. Semakin tinggi tingkat inteligensi seorang
individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam
belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat inteligensi individu,
semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena
itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru, orangtua,
dan lain sebagainya. Sebagai faktor psikologis yang penting dalam
mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan pemahaman tentang
kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru atau guru profesional,
sehingga mereka dapat memahami tingkat kecerdasan siswanya.
Pemahaman tentang tingkat kecerdasan
individu dapat diperoleh oleh orangtua dan guru atau pihak-pihak yang
berkepentingan melalui konsultasi dengan psikolog atau psikiater.
Sehingga dapat diketahui anak didik berada pada tingkat kecerdasan yang
mana, amat superior, superior, ratarata, atau mungkin lemah mental.
Informasi tentang taraf kecerdasan seseorang merupakan hal yang sangat
berharga untuk memprediksi kemampuan belajar seseorang. Pemahaman
terhadap tingkat kecerdasan peserta didik akan membantu mengarahkan dan
merencanakan bantuan yang akan diberikan kepada siswa.
- Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang
memengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang
mendorong siswa inginn melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi
mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang
aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat
(Slavin, 1994). Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh
kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku
seseorang. Dari sudut sumbernya, motivasi dibagi menjadi dua, yairu
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah
semua faktor yang berasal dari dalam diri individu dan memberikan
dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang siswa yang gemar
membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena
membaca tidak hanya menjadi aktivitas kesenangannya, tapi bisa jadi
juga telah menjadi kebutuhannya. Dalam proses belajar, motivasi
intrinsik memiliki pengaruh yang lebih efektif, karena motivasi
intrinsik relatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari
luar (ekstrinsik).
Menurut Arden N. Frandsen (Hayinah, 1992), yang termasuk dalam motivasi intrinsik untuk belajar antara lain adalah:
- Dorongan ingin tahu dan ingin menyelediki dunia yang lebih luas;
- Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju;
- Adanya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat dukungan dari orang-orang penting, misalkan orangtua, saudara, guru, atau teman-teman, dan lain sebagainya;
- Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengetahuan yang berguna bagi dirinya, dan lain-lain.
Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang
datang dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan
untuk belajar. Seperti pujian, peraturan, tata tertib, reladan guru
orangtua, dan lain sebagainya. Kurangnya respons dari lingkungan secara
positif akan memengaruhi semangat belajar seseorang menjadi lemah.
- Minat
Secara sederhana, minat (interest) berarti
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003), minat bukanlah istilah
yang populer dalam psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap
berbagai faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian,
keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.
Namun lepas dari kepopulerannya, minat
sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh
terhadap aktivitas belajar. Karena jika seseorang tidak memiliki minat
untuk belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar.
Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau
pendidik lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap
materi pelajaran yang akan dipelajarinya.
Untuk membangkitkan minat belajar siswa tersebut, banyak cara yang bisa digunakan. Antara lain, pertama, dengan
membuat materi yang akan dipelajari semenarik mungkin dan tidak
membosankan, baik dari bentuk buku materi, desain pembelajaran yang
membebaskan siswa untuk mengeksplor apa yang dipelajari, melibatkan
seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif, psikomotorik) sehingga
siswa menjadi aktif, maupun performansi guru yang menarik saat mengajar.
Kedua, pemilihan jurusan atau bidang studi. Dalam hal ini,
alangkah baiknya jika jurusan atau bidang studi dipilih sendiri oleh
siswa sesuai dengan minatnya.
- Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu
dapat memengaruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala
internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi
atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang,
peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif (Syah,
2003). Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang
atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan
sekitarnya. Dan untuk mengan tisipasi munculnya sikap yang negatif dalam
belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang profesional
dan bertanggung jawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan
profesionalitas, seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik
bagi siswanya; berusaha mengembangkan kepribadian sebagai seorang guru
yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya; berusaha untuk
menyajikan pelajaran yang diampunya dengan baik dan menarik sehingga
membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak
menjemukan; meyakinkan siswa bahwa bidang srudi yang dipelajari
bermanfaat bagi diri siswa.
- Bakat
Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah bakat. Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan
sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang (Syah, 2003). Berkaitan dengan
belajar, Slavin (1994) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang
dimiliki seorang siswa untuk belajar. Dengan demikian, bakat adalah
kemampuan seseorangyang menjadi salah satu komponen yang diperlukan
dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan
bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses
belajarnya sehingga kernungkinan besar ia akan berhasil.
Pada dasarnya, setiap orang mempunyai
bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan
kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat juga diartikan sebagai
kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa
tergantung upaya pendidikan dan latihan. Individu yang telah memiliki
bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap segala informasi yang
berhubungan dengan bakat yang dimilikinya. Misalnya, siswa yang
berbakat di bidang bahasa akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa
lain selain bahasanya sendiri.
b. Faktor faktor eksogen/eksternal
Selain karakteristik siswa atau
faktor-faktor endogen, faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi
proses belajar siswa. Dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa
faktor faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan
menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor
lingkungan nonsosial.
1) Lingkungan sosial
- Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak telantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.
- Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
- c. Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. maka para pendidik, orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimiliki oleh anaknya atau peserta didiknya, antara lain dengan mendukung, ikut mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.
2) Lingkungan nonsosial.
Faktor faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah:
- a. Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.
- b. Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahragd dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi, dan lain sebagainya.
Faktor materi pelajaran (yang diajarkan
ke siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan
siswa, begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan
kondisi perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan
kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru
harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang
dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.
Harrah's Resort Atlantic City - JRM Hub
BalasHapusThe following 동두천 출장마사지 amenities and services will enhance your stay at 고양 출장샵 Harrah's 부산광역 출장안마 Resort Atlantic City. · Fitness center 평택 출장샵 · Fitness center · Fitness center · Nightlife 경상남도 출장안마